Tuesday, August 5, 2008

Sambasunda - Rhytmnical Of Sundanese People



About Sambasunda:
Kami adalah kelompok musik tradisi, kreasi, dan kontemporer yang garapan-garapannya mengakar pada seni tradisi Indonesia, berdomisili di kota Bandung. Aktivitas kami mencakup produksi rekaman, pelatihan, pertunjukan serta konservasi musik tradisi. Memang, ruang lingkup aktivitas kami lebih banyak menampilkan karya musikal. Namun tidak hanya itu, kami sering pula melibatkan garapan-garapan seni pertunjukan lain, seperti tari dan teater.

Nama Sambasunda mulai diperkenalkan pada tahun 1998. Semuanya berawal dari awal 1990 dengan nama berdirinya "PRAWA". Kemudian pada tahun 1997 nama "PRAWA" ini diganti menjadi CBMW. Nama ini terus dipakai hingga beberapa saat setelah diluncurkanya album perdana yang bertema "Rhytmical in Sundanese People". Sejak dalam album itu terdapat sebuah lagu yang berjudul Sambasunda, kami merasa cocok dengan kata itu sehingga sampai saat ini nama Sambasunda terus dipakai sebagai identitas.

Latar belakang para awak Sambasunda sangat mempengaruhi seluruh orientasi garapan. Kemampuan kesenimanannya tidak hanya dilatarbelakangi pendidikan tradisi, tapi juga ditunjang oleh pendidikan akademis di beberapa Perguruan Tinggi Seni di Indonesia.

Sambasunda telah beberapa kali tampil dalam berbagai event dalam dan luar negeri, diantaranya tercatat sebagai Best Performance pada Multi Cultural Of Asian Music Festival di Colombo Sri Lanka pada tahun 1999. Menjelang pergantian tahun 2000-2001 ini, di samping telah melakukan berbagai kegiatan pentas di dalam dan luar negeri, kami pun telah menghasilkan dua album baru yang berjudul "Takbir dan Shalawat" serta "Magic Skin Of Drums".

Program kami pada tahun ini, selain akan membuat album-album baru juga saat ini kami sedang dalam proses persiapan untuk tour keliling kota-kota di pulau Jawa. Masih di tahun ini, kami juga merencanakan akan bertandang ke beberapa negara seperti Malaysia, Jerman, Belanda serta Amerika Serikat.

Tentang konteks Sambasunda
Sebagian banyak orang mempersepsikan bahwa nama Sambasunda lebih identik dengan musik latin. Kata Sambasunda lebih dipopulerkan dengan sebutan 'Samba', kini kemudian timbul pertanyaan dengan gandengan kata 'Samba' dan 'Sunda'.

Sebenarnya nama Sambasunda diambil dari akronim 'Samba' dan 'Sunda'. Samba dalam ruang lingkup budaya Cirebon mempunyai pengertian remaja yang sedang menuju masa 'puber'. Sedangkan nama 'Sunda' diambil dari nama 'wilayah etnis' yang terdapat di pulau Jawa, tepatnya di wilayah Jawa Barat. Jadi hakikat Sambasunda diartikan sebagai generasi muda yang penuh semangat moril dalam mengembangkan nilai luhur seni budaya Indonesia. Kemudian dalam salah satu repertoar yang tergabung dalam album "Rhytmical in Sundanese People", nama Sambasunda kami hadirkan dalam bentuk repertoar lagu.

Dalam proses perjalanan musikalnya, kami telah semakin mantap dalam konsep-konsep kolaborasi. Ini banyak terjadi tatkala lontaran album-album baru kami banyak mencerminkan perpaduan instrumen musik dari berbagai etnis yang berbeda, seperti Bali, Sumatra, India, Africa, Finlandia, dan lain-lain, pendeknya kami sedang berupaya menuju suatu orientasi musik yang sedang populer saat ini dengan istilah "World Music".


Playlist files:
1. Sambasunda - Sambasunda (5:13)
2. Sambasunda - Munding Dorakala (5:47)
3. Sambasunda - Tamaburo (8:40)
4. Sambasunda - Lost Two Tigers (6:43)
5. Sambasunda - Berekis (4:20)
6. Sambasunda - Babah Ngawih (4:06)
7. Sambasunda - Kaligata Goragarago (13:03)
8. Sambasunda - Dikantun Tugas (5:42)
9. Sambasunda - Sumimaula (6:11)

Download

0 komentar:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com